FILSAFAT PERENIALISME
Dalam pendidikan kaum perenialis berpandangan bahwa dalam dunia yang tidak menentu dan penuh kekecauan serta membahayakan tidak ada satu pun yang lebih bermanfaat dari pada kepastian tujuan pendidikan, serta kestabilan dalam prilaku pendidik. Pendidikan harus lebih banyak mengarahkan pusat perhatiannya pada kebudayaan ideal yang telah teruji dan tangguh. Kaum perenialis memiliki beberapa pandangan mengenai pendidikan, diantaranya:
a. Pandangan mengenai kenyataan
Perenialisme berpendapat bahwa apa yang dibutuhkan manusia terutama adalah jaminan bahwa reality itu bersifat universal dan realita itu ada dimana saja dan sama setiap waktu.
b. Pandangan mengenai nilai
Perenialisme berpandangan bahwa persoalan nilai adalah persoalan spiritual, sebab hakikat manusia adalah pada jiwanya. Sedangkan perbuatan manusia merupakan pancaran isi jiwanya yang berasal dari dan dipimpin oleh Tuhan.
c. Pandangan mengenai pengetahuan
Kepercayaan adalah pangkal tolak perenialisme mengenai kenyataan dan pengetahuan. Artinya sesuatu itu ada kesesuaian antara kepercayaan dengan benda-benda. Sedang yang dimaksud benda adalah hal-hal yang adanya bersendikan atas prinsip keabadian.
d. Pandangan tentang pendidikan
Teori atau konsep pendidikan perenialisme dilatarbelakangi oleh filsafat-filsafat Plato, Aristoteles, dan Thomas Aquina.
e. Pandangan mengenai belajar
Teori belajar menurut perenialisme adalah:
Progresivisme menekankan pada perubahan dan sesuatu yang baru. Progresivisme berpendapat bahwa tidak ada teori realita yang umum dan ini bertentangan dengan perenialisme. Pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis dan temporal, tidak pernah sampai pada yang paling extrim serta pluralistis. Menurutnya nilai berkembang terus karena adanya pengalaman -pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan.
TEORI KONTRUKTIVISME
Didefenisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Kontruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan adalah bentuk(kontruksi) kita sendiri. Pengetahuan bukan tiruan dari relitas, bukan juga gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Pengetahuan merupakan hasil kontruksi kognitif melalui kegiatan seseorang dengan membuat struktur, kategori, konsep, dan skema yang diperlukan untuk membentuk penmgetahuan tersebut.
BERMAKNA dan MENGHAFAL
Menurut Ausebel, ada dua macam proses belajar, yaitu belajar bermakna dan belajar menghafal. Belajar bermakna berarti informasi baru diasimilasikan dalam stuktur pengertian lamanya. Belajar menghafal hanya perlu bila pembelajar mendapatkan fenomena atau informasi yang sama sekali baru dan belu ada hubunnnngannya dalam stuktur pennnngertian lamanya.
Dalam pendidikan kaum perenialis berpandangan bahwa dalam dunia yang tidak menentu dan penuh kekecauan serta membahayakan tidak ada satu pun yang lebih bermanfaat dari pada kepastian tujuan pendidikan, serta kestabilan dalam prilaku pendidik. Pendidikan harus lebih banyak mengarahkan pusat perhatiannya pada kebudayaan ideal yang telah teruji dan tangguh. Kaum perenialis memiliki beberapa pandangan mengenai pendidikan, diantaranya:
a. Pandangan mengenai kenyataan
Perenialisme berpendapat bahwa apa yang dibutuhkan manusia terutama adalah jaminan bahwa reality itu bersifat universal dan realita itu ada dimana saja dan sama setiap waktu.
b. Pandangan mengenai nilai
Perenialisme berpandangan bahwa persoalan nilai adalah persoalan spiritual, sebab hakikat manusia adalah pada jiwanya. Sedangkan perbuatan manusia merupakan pancaran isi jiwanya yang berasal dari dan dipimpin oleh Tuhan.
c. Pandangan mengenai pengetahuan
Kepercayaan adalah pangkal tolak perenialisme mengenai kenyataan dan pengetahuan. Artinya sesuatu itu ada kesesuaian antara kepercayaan dengan benda-benda. Sedang yang dimaksud benda adalah hal-hal yang adanya bersendikan atas prinsip keabadian.
d. Pandangan tentang pendidikan
Teori atau konsep pendidikan perenialisme dilatarbelakangi oleh filsafat-filsafat Plato, Aristoteles, dan Thomas Aquina.
e. Pandangan mengenai belajar
Teori belajar menurut perenialisme adalah:
- Mental disiplin sebagai teori dasar
- Rasionalitas dan asas kemerdekaan
- Belajar untuk berfikir
- Belajar sebagai persiapan hidup
Progresivisme menekankan pada perubahan dan sesuatu yang baru. Progresivisme berpendapat bahwa tidak ada teori realita yang umum dan ini bertentangan dengan perenialisme. Pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis dan temporal, tidak pernah sampai pada yang paling extrim serta pluralistis. Menurutnya nilai berkembang terus karena adanya pengalaman -pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan.
TEORI KONTRUKTIVISME
Didefenisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Kontruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan adalah bentuk(kontruksi) kita sendiri. Pengetahuan bukan tiruan dari relitas, bukan juga gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Pengetahuan merupakan hasil kontruksi kognitif melalui kegiatan seseorang dengan membuat struktur, kategori, konsep, dan skema yang diperlukan untuk membentuk penmgetahuan tersebut.
BERMAKNA dan MENGHAFAL
Menurut Ausebel, ada dua macam proses belajar, yaitu belajar bermakna dan belajar menghafal. Belajar bermakna berarti informasi baru diasimilasikan dalam stuktur pengertian lamanya. Belajar menghafal hanya perlu bila pembelajar mendapatkan fenomena atau informasi yang sama sekali baru dan belu ada hubunnnngannya dalam stuktur pennnngertian lamanya.